السلام عليكم ورحمة الله وبركاته ان الحمد لله الذى أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله. أرسله بشيرا ونذيرا وداعيا الى الله باذنه وسراجا منيرا. أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له. شهادة اعدها للقائه ذخرأ. واشهد ان محمدا عبده و رسوله. ارفع البرية قدرا. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه وسلم تسليما كثيرا. أما بعد. فياأيها الناس اتقوالله حق تقاته ولاتموتن الا وأنتم مسلمون
MADRASAH IBTIDAIYAH AL - ISTIQOMAH JL. KRAMA YUDHA NO.1 PETUKANGAN RT.009 RW.005 KEL. RAWA TERATE KEC. CAKUNG JAKARTA TIMUR 13920, TELP. (021) 4612948. KAMI UCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DIBLOG MADRASAH IBTIDAIYAH AL - ISTIQOMAH , KRITIK DAN SARAN PARA PEMBACA DALAM RANGKA MENDUKUNG PROGRAM PEMBELAJARAN YANG LEBIH MEMAJUKAN SANGAT KAMI HARAPKAN .

Selasa, 10 Desember 2013

Jalan Menuju Kebahagiaan

Posted by http://misalistiqomah.blogspot.com/ On 12/10/2013 12:03:00 AM | No comments

Al Ustadzah Ummu Ishaq Zulfa Husein Al-Atsariyyah Banyak cara dilakukan manusia utk meraih kebahagiaan. Sebagian mereka beranggapan bahwa kebahagiaan bisa diraih dgn banyaknya harta kedudukan yg terpandang dan popularitas yg pantang surut. Tak heran bila manusia berlomba-lomba mendapatkan itu semua termasuk dgn menggunakan segala cara. Lantas apakah bila seseorang sudah menjadi kaya raya terpandang dan terkenal otomatis menjadi orang yg selalu bahagia? Ternyata tidak! Kalau begitu bagaimana cara meraih kebahagiaan yg benar?Mungkin anda termasuk satu dari sekian orang yg tengah berupaya mencari cara utk mencapai kebahagiaan dan ketenangan hidup. Sehingga anda sibuk membolak-balik majalah tabloid dan semisalnya atau mendatangi orang yg berpengalaman utk mencari kiat-kiat hidup bahagia. Mungkin kiatnya sudah anda dapatkan namun ketika dipraktekkan kebahagiaan dan ketenangan itu tak kunjung datang. Sementara kebahagiaan dan ketenangan hidup merupakan salah satu kebutuhan penting apalagi bila kehidupan selalu dibelit dan didera dgn permasalahan kesedihan dan kegundah gulanaan akan semakin terasalah butuhnya kebahagian atau paling tidak ketenangan dan kelapangan hati ketika menghadapi segala masalah.Sepertinya semua orang hampir sepakat bahwa bahagia tidak sepenuhnya diperoleh dgn harta dan kekayaan krn berapa banyak orang yg hidup bergelimang harta namun mereka tidak bahagia. Terkadang malah mereka belajar tentang kebahagiaan dari orang yg tidak berpunya.Sebenarnya kebahagiaan hidup yg hakiki dan ketenangan hanya didapatkan dalam agama Islam yg mulia ini. Sehingga yg dapat hidup bahagia dalam arti yg sebenarnya hanyalah orang-orang yg berpegang teguh dgn agama ini. Ada beberapa cara yg diajarkan agama ini utk dapat mencapai hidup bahagia di antaranya disebutkan oleh Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa‘di rahimahullah dalam kitabnya Al-Wasailul Mufidah lil Hayatis Sa‘idah:
1. Beriman dan beramal shalih. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَياَةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ ماَ كَانُوا يَعْمَلُوْنَ“Siapa yg beramal shalih baik laki-laki ataupun perempuan dalam keadaan ia beriman maka Kami akan memberikan kepadanya kehidupan yg baik dan Kami akan membalas mereka dengan pahala yg lbh baik daripada apa yg mereka amalkan.” Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Ini adl janji dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada orang yg beramal shalih yaitu amalan yg mengikuti Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan disyariatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala baik dari kalangan laki-laki maupun perempuan dari keturunan Adam sementara hatinya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berjanji utk memberikan kehidupan yg baik baginya di dunia dan membalasnya di akhirat dgn pahala yg lbh baik daripada amalannya.
Kehidupan yg baik mencakup seluruh kesenangan dari berbagai sisi. Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma dan sekelompok ulama bahwa mereka menafsirkan kehidupan yg baik dgn rezki yg halal lagi baik sementara Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu menafsirkannya dgn sifat qana’ah demikian pula yang dikatakan Ibnu ‘Abbas ‘Ikrimah dan Wahb bin Munabbih. Berkata ‘Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu ‘Abbas: “Sesunggguhnya kehidupan yg baik itu adl kebahagiaan.” Al-Hasan Mujahid dan Qatadah berkata: “Tidak ada bagi seorang pun kehidupan yg baik kecuali di surga.” Sedangkan Adh-Dhahhak mengatakan: “Ia adl rizki yg halal dan ibadah di dunia serta beramal ketaatan dan lapang dada utk taat.” Yang benar dalam hal ini adl kehidupan yg baik mencakup seluruh perkara tersebut.”
2. Banyak mengingat Allah krn dgn dzikir kepada-Nya akan diperoleh kelapangan dan ketenangan yg berarti akan hilang kegelisahan dan kegundah gulanaan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:أَلاَ بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبِ“Ketahuilah dgn mengingat kepada Allah akan tenang hati itu.”
 3. Bersandar kepada Allah dan tawakkal pada-Nya yakin dan percaya kepada-Nya dan bersemangat utk meraih keutamaan-Nya. Dengan cara seperti ini seorang hamba akan memiliki kekuatan jiwa dan tidak mudah putus asa serta gundah gulana. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ“Siapa yg bertawakkal kepada Allah maka Allah akan mencukupinya.”
4. Berbuat baik kepada makhluk dalam bentuk ucapan maupun perbuatan dgn ikhlas kepada Allah dan mengharapkan pahala-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:لاَ خَيْرَ فِي كَثِيْرٍ مِّنْ نَجْوَاهُمْ إِلاَّ مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوْفٍ أَوْ إِصْلاَحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغآءَ مَرْضَاةِ اللهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيْهِ أَجْرًا عَظِيْماً“Tidak ada kebaikan dalam kebanyakan bisikan-bisikan mereka kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh utk bersedekah atau berbuat kebaikan dan ketaatan atau memperbaiki hubungan di antara manusia. Barangsiapa melakukan hal itu krn mengharapkan keridhaan Allah niscaya kelak Kami akan berikan padanya pahala yg besar.” Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa‘di rahimahullah berkata menafsirkan ayat di atas: “Yakni tidak ada kebaikan dalam kebanyakan pembicaraan di antara manusia dan tentunya jika tidak ada kebaikan maka bisa jadi yg ada adl ucapan tak berfaedah seperti berlebih-lebihan dalam pembicaraan yg mubah atau bisa jadi kejelekan dan kemudlaratan semata-mata seperti ucapan yg diharamkan dgn seluruh jenisnya. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengecualikan: “Kecuali bisikan-bisikan dari orang yg menyuruh utk bersedekah” dari harta ataupun ilmu atau sesuatu yg bermanfaat bahkan bisa jadi masuk pula di sini ibadah-ibadah seperti bertasbih bertahmid dan semisalnya sebagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya tiap tasbih adl sedekah tiap takbir adl sedekah dan tiap tahlil adl sedekah. Demikian pula amar ma‘ruf merupakan sedekah nahi mungkar adl sedekah dan malu berbuat dosa termasuk salah seorang dari kalian ada sedekah ….”
 5. Menyibukkan diri dgn mempelajari ilmu yg bermanfaat.
6. Mencurahkan perhatian dgn apa yg sedang dihadapi disertai permintaan tolong kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala tanpa banyak berangan-angan utk masa yang akan datang krn akan berbuah kegelisahan disebabkan takut/ khawatir menghadapi masa depan dan juga tanpa terus meratapi kegagalan dan kepahitan masa lalu krn apa yg telah berlalu tidak mungkin dapat dikembalikan dan diraih. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:اِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلاَ تَعْجزْ، وَإِذَا أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلا تَقُلْ: لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَذَا كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَّرَ اللهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَل الشَّيْطَانِ“Bersemangatlah utk memperoleh apa yg bermanfaat bagimu dan minta tolonglah kepada Allah dan janganlah lemah. Bila menimpamu sesuatu janganlah engkau berkata: “Seandainya aku melakukan ini niscaya akan begini dan begitu” akan tetapi katakanlah: “Allah telah menetapkan dan apa yg Dia inginkan Dia akan lakukan” krn sesungguhnya kalimat ‘seandainya’ itu membuka amalan syaithan.”
7. Senantiasa mengingat dan menyebut ni’mat yg telah diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala baik ni’mat lahir maupun batin. Dengan melakukan hal ini seorang hamba terdorong utk selalu bersyukur kepada-Nya sampaipun saat ia ditimpa sakit atau berbagai musibah lainnya. Karena bila ia membandingkan keni’matan yg Allah Subhanahu wa Ta’ala limpahkan padanya dgn musibah yg menimpanya sungguh musibah itu terlalu kecil. Bahkan musibah itu sendiri bila dihadapi dgn sabar dan ridha merupakan keni’matan krn dengannya dosa-dosa akan diampuni dan pahala yg besar pun menanti.
8. Selalu melihat orang yg di bawah dari sisi kehidupan dunia misalnya dalam masalah rezki karena dgn begitu kita tidak akan meremehkan ni’mat Allah yg diberikan-Nya kepada kita.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ“Lihatlah orang yg di bawah kalian dan jangan melihat orang yg di atas kalian krn dgn lbh pantas utk kalian tidak meremehkan ni’mat Allah yg dilimpahkan- Nya kepada kalian.”
9. Ketika melakukan sesuatu utk manusia jangan mengharapkan ucapan terima kasih ataupun balasan dari mereka namun berharaplah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga engkau tidak peduli mereka mau berterima kasih atau tidak dgn apa yg telah engkau lakukan sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang ucapan hamba-hamba-Nya yang khusus:إِنَّماَ نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللهِ لاَ نُرِيْدُ مِنْكُمْ جَزآءً وَلاَ شُكُوْراً“Kami memberi makan kepada kalian hanyalah krn mengharap wajah Allah kami tidak menginginkan dari kalian balasan dan tidak pula ucapan terima kasih.” Demikian beberapa hal yg bisa dilakukan utk mencapai ketenangan dan kebahagiaan hidup.
Sebagai akhir teruntai doa kepada Rabbul ‘Izzah :اللّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِيْنِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيْهَا مَعَاشِي، وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي إِلَيْهَا مَعَادِيْ وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلَِّ خَيْرٍ وَالْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ“Ya Allah perbaikilah bagiku agamaku yg agama ini merupakan penjagaan perkaraku dan perbaikilah bagiku duniaku yg aku hidup di dalamnya dan perbaikilah bagiku akhiratku yg merupakan tempat kembaliku dan jadikanlah hidup ini sebagai tambahan bagiku dalam seluruh kebaikan dan jadikanlah kematian sebagai peristirahatan bagiku dari seluruh kejelekan.” (HR.Muslim).
Menurut al-Ghazali, puncak kebahagiaan pada manusia adalah jika dia berhasil mencapai ma'rifatullah", telah mengenal Allah SWT. Selanjutnya, al-Ghazali menyatakan:
"Ketahuilah bahagia tiap-tiap sesuatu bila kita rasakan nikmat, kesenangan dan kelezatannya mara rasa itu ialah menurut perasaan masing-masing. Maka kelezatan (mata) ialah melihat rupa yang indah, kenikmatan telinga mendengar suara yang merdu, demikian pula segala anggota yang lain dan tubuh manusia.
Ada pun kelezatan hati ialah ma'rifat kepada Allah, karena hati dijadikan tidak lain untuk mengingat Tuhan. Seorang rakyat jelata akan sangat gembira kalau dia dapat herkenalan dengan seorang pajabat tinggi atau menteri; kegembiraan itu naik berlipat-ganda kalau dia dapat berkenalan yang lebih tinggi lagi misalnya raja atau presiden.
Maka tentu saja berkenalan dengan Allah, adalah puncak dari segala macam kegembiraan. Lebih dari apa yang dapat dibayangkan  oleh manusia, sebab tidak ada yang lebih tinggi dari kemuliaan Allah. Dan oleh sebab itu tidak ada ma'rifat yang lebih lezat daripada ma'rifatullah.
Ma'rifalullah adalah buah dari ilmu. Ilmu yang mampu mengantarkan manusia kepada keyakinan. bahwa tiada Tuhan selain Allah" (Laa ilaaha illallah). Untuk itulah, untuk dapat meraih kebahagiaan yang abadi, manusia wajib mengenal Allah. Caranya, dengan mengenal ayat-ayat-Nya, baik ayat kauniyah maupun ayat qauliyah.
Banyak sekali ayat-ayat al-Quran yang memerintahkan manusia memperhatikan dan memikirkan tentang fenomana alam semesta, termasuk memikirkan dirinya sendiri.
Wallahu ta‘ala a‘lam bish-shawab.



0 komentar:

Translate